Baru-baru ini, saya mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan sistem centang biru di X. Apa yang seharusnya menjadi simbol verifikasi dan kualitas konten, justru memunculkan kontradiksi yang sangat nyata dan mengganggu.
Pertama-tama, mari kita lihat sisi positif dari centang biru dan fitur-fitur X Pro. Ini adalah keuntungan yang didapat oleh mereka yang berlangganan, seperti kemampuan untuk mengetik lebih banyak karakter dan mengunggah video dengan durasi lebih panjang. Fitur-fitur ini tentu saja bisa memberikan nilai tambah bagi mereka yang ingin menyampaikan pesan lebih mendalam atau membagikan konten video yang lebih komprehensif.
Namun, ada satu aspek yang sepertinya tidak selaras dengan tujuan awal dari X Premium: sistem monetisasi yang berdasarkan popularitas postingan. X memberikan insentif finansial kepada kreator yang mendapatkan banyak komentar, terutama dari pengguna premium lainnya. Ini yang mulai menimbulkan masalah.
Karena sistem ini, kita melihat semakin banyak postingan yang hanya disiapkan untuk ‘framing’ tanpa caption yang bermakna, ditujukan hanya untuk menarik komentar sebanyak mungkin. Kolom komentar diisi dengan komentar-komentar singkat dari pengguna premium yang sering kali terlihat asal, tanpa memahami konteks atau bahkan relevansi dengan postingan itu sendiri. Jelas, ini bukan tentang interaksi yang berkualitas tapi lebih kepada sebuah praktik ‘farming’ pendapatan dari monetisasi X Premium.
Dengan demikian, sistem X Premium yang seharusnya meningkatkan kualitas diskusi dan konten di X justru menjadi destruktif. Alih-alih menciptakan lingkungan yang lebih konstruktif dan kaya akan informasi, kita justru melihat sebuah lanskap di mana kuantitas komentar lebih dihargai daripada kualitas interaksi. Ini membuat banyak pengguna, termasuk saya, merasa kecewa dan kehilangan minat untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam percakapan yang seharusnya natural dan berbobot.
Keresahan ini bukan hanya tentang pengalaman pribadi saya, tetapi mencerminkan sentimen banyak pengguna lain yang mencari platform X untuk berbagi ide, belajar, dan berinteraksi dengan cara yang mendalam dan signifikan. Sistem saat ini, sayangnya, justru mendorong perilaku yang menjauhkan dari tujuan tersebut.
Kesimpulannya, X perlu meninjau kembali cara mereka mengelola dan mengimplementasikan sistem monetisasi dan verifikasi. Mungkin ada cara untuk menyeimbangkan antara insentif finansial dengan kebutuhan akan kualitas konten dan interaksi yang autentik. Sampai itu terjadi, keresahan ini akan terus menjadi topik hangat di antara pengguna yang mencari lebih dari sekadar platform untuk mengejar keuntungan finansial.
Leave a Reply